30 Maret 2008

KRISIS EKONOMI AS - 2008

(Dalam Kaitannya dengan Teori Sistem Politik David Easton)


Teori Sistem Politik David Easton
David Easton memaparkan bahwa dalam suatu sistem politik terdapat dua faktor penting yaitu input dan output. Input dalam sistem politik dapat berupa tuntutan yang berasal sekitar sistem politik (external) maupun dari dalam sistem politik (internal) serta dukungan baik yang bersifat nyata dan terbuka atau tidak. Input ini yang kemudian diproses dalam sistem politik dan hasil yang keluar disebut output. Output biasanya berbentuk kebijakan-kebijakan atau keputusan yang bersifat otoritatif. Setelah output keluar dan diterapkan dalam masyarakat, maka akan timbul reaksi-reaksi dari masyarakat sebagai tanggapan dari kebijakan atau keputusan tersebut. Reaksi inilah yang disebut feedback, yang kemudian akan berubah menjadi tuntutan dan dukungan (input). Begitu seterusnya. Dalam siklus sistem politik, lingkungan cukup berpengaruh dalam, tetapi tetap berada di luar sistem.

Kaitan Teori Sistem Politik dengan Resesi Ekonomi AS.
Amerika Serikat adalah negara berbentuk republik federal dengan sistem pemerintahan presidensial, terletak di bagian utara benua Amerika. Luas wilayah: 9.370.614 km2 dengan jumlah penduduk 302.2 juta orang (2005). Amerika Serikat sejak runtuhnya kejayaan Uni Soviet atau blok komunis, merupakan negara adidaya yang tidak ada tandingannya. Amerika Serikat memiliki tingkat ilmu pengetahuan termaju dan menguasai industri strategis perang terbesar di dunia dengan jumlah penduduk hanya 5% dari penduduk dunia, tetapi memiliki GNP 9.255 trilyun US$dolar, atau mendekati 0,25% dari “Gross Global Product”. Pendapatan social bruto perkapita $ 41.400 (2005).[1] Namun saat ini, negara yang dipimpin oleh George W Bush (sejak 18 Januari 2001) sedang mengalami resesi ekonomi. Bahkan beberapa mengatakan ekonomi Amerika sudah sampai pada level krisis.

INPUT
Resesi ekonomi Amerika yang terjadi saat ini (2008) telah berkembang menjadi sebuah isu global karena membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian negara lainnya, khususnya negara-negara berkembang. Resesi ini disebabkan oleh beberapa hal berikut, seperti:
ü penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8,98 trilyun dolas AS sedangkan PBD hanya 13 trilyun dollar AS;
ü kebijakan pengurangan pajak korporasi sebesar 1,35 trilyun dollar AS yang berdampak pada berkurangannya pendapatan negara;
ü kebijakan suku bunga rendah yang mendorong terjadinya spekulasi;
ü pembengkakan anggaran militer AS untuk membiayai perak Irak dan Afganistan, setelah membiayai perang Korea dan Vietnam;
ü CFTC (Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas keuangan tidak mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang melakukan aktivitas perdagangan berjangka di mana ICE juga turut berperan mendongkrak harga minyak hingga lebih dari USD 100/barel;
ü Subprime Mortgage: kerugian surat berharga property sehingga membuat Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock, UBS, dan Mitsubishi UFJ menjadi bangkrut.
Beberapa faktor di atas bisa digolongkan sebagai input terjadinya resesi ekonomi yang melanda Amerika Serikat saat ini.

OUTPUT
Resesi sendiri adalah salah satu tahapan dari siklus bisnis di mana terjadi penurunan aktivitas ekonomi yang meluas ke mana-mana. Dalam resesi, kemajuan atau konyungtur mengalami kemunduran dengan gejala-gejala seperti penurunan GNP, kenaikan harga dan pengangguran serta ketidakseimbangan neraca (pengeluaran lebih besar daripada pendapatan). Dibanding dengan depresi, maka resesi relative lebih lama tetapi kurang drastis.

Seperti telah sedikit dipaparkan di atas, terdapat beberapa poin yang menjadi penyebab terjadinya resesi ekonomi di AS dikarenakan “salah kebijakan” dari pemerintah AS sendiri. Kebijakan tersebut ini dibuat pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush. Oleh karena itu, menurut saya ada benarnya jika dikatakan bahwa Bush adalah orang yang aktor dibalik resesi AS, karena kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pada masa pemerintahannya.
Kaitannya dengan teori sistem politik David Easton adalah bahwa kebijakan pengurangan pajak korporasi, kebijakan suku bunga rendah, penumpukan hutang nasional, dan kebijakan berkenaan dengan anggaran militer AS telah menjadi input atas resesi ekonomi yang sekarang melanda Amerika Serikat.


[1] B.N. Marbun, SH., Kamus Politik, Edisi Revisi 2007, hal: 17